globalisasi ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum
Pengaruhglobalisasi ini berdampak pada negara-negara bahwa, negara tidak lagi menjadi aktor tunggal dalam ekonomi-politik internasional. Perannya telah digantikan oleh aktor-aktor baru yang bernaung di bawah bendera lembaga-lembaga internasional, perusahaan-perusahaan multinasional, maupun negara-negara yang menganut paham sistem keterbukaan.
Globalisasi ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum. The global cultural approach merupakan bagian dari. Berikut ini, soal pg pkn dan jawabannya, dimulai dari soal nomor 76 sampai dengan 90. Melanjutkan contoh soal dengan jawaban pkn kelas xii semester 2 pilihan ganda bab. Soal ini sudah masuk kepembahasan kurikulum 2013.
diperlukansuatu tatanan perdagangan global maka sejak itulah gagasan globalisasi dimunculkan. Dengan demikian, globalisasi pada dasarnya berpijak pada kebangkitan kembali liberalisme, suatu paham yang dikenal sebagai neoliberalisme. Para penganut neo-liberalisme percaya bahwa pertumbuhan ekonomi dicapai sebagai hasil normal dari 'kompetisi bebas'.
Berikutini yang bukan pelaku utama dan sekaligus merupakan motor penggerak globalisasi adalah answer choices . negara. perusahaan transnasional. ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum. answer choices . neoimprealisme. neokapitalisme. Menurut kaum hiperglobalis, globalisasi didefinisikan sebagai. answer choices
FinalDISUSUN OLEH : BASRI HASANUDDIN LATIEF E 131 11 258 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2013 f Final Globalisasi 1. Sebutkan dan jelaskan defenisi, cirri utama globalisasi yang anda ketahui berdasarkan para ahli.
một ô tô đi từ tỉnh a. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Globalisasi pada masa kini sudah bukan lagi suatu hal yang asing di telinga orang. Hampir setiap hari terdapat globalisasi yang terjadi di sekitar kita, mulai dari pola hidup, makanan, teknologi hingga barang-barang yang dikonsumsi masyarakat. Globalisasi itu sendiri didefinisikan oleh beberapa tokoh seperti Anthony Giddens, Malcolm Waters dan Mansour Faikh. Menurut mereka, globalisasi adalah suatu proses interaksi dan integrasi di dalam masyarakat, perusahaan dan pemerintahan dari berbagai dalam pengertian tersebut terdapat kata proses yang berarti tidak terjadi secara instan melainkan ada kita yang melakukan proses globalisasi tersebut. Selain ada kata proses, terdapat kata interaksi antara masyarakat dari berbagai negara. Di sinilah berbagai kontroversi muncul mulai dengan pihak yang mendukung adanya globalisasi dengan tujuan untuk memperluas kebudayaan dan teknologi, di sisi lain terdapat pihak yang menentang globalisasi untuk mempertahankan ciri khas dan nilai yang ada di dalam kebudayaan itu sendiri masih terbagi ke dalam berbagai macam bidang seperti bidang ekonomi yaitu seperti perdagangan, ekspor-impor, produk asing dan lainnya. Ada juga globalisasi dalam bidang politik, kebudayan dan bidang-bidang lainnya. Negara-negara di dunia pun mempunyai kebijakannya masing-masing dalam menyikapi globalisasi. Di antara semua bidang globalisasi tersebut, ada satu bidang yang memiliki kontroversi yang sangat jelas yaitu bidang teknologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi adalah hasil dari berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia yang bertujuan untuk membantu kehidupan manusia atau menyederhanakannya. Salah satu alasannya adalah karena hampir semua bidang kehidupan terpengaruh oleh adanya teknologi. Contohnya saja, bidang perekonomian yang mulai meluas bidang usahanya menjadi online shopping dan online bank. Di bidang otomotif pun mulai muncul merek-merek ternama seperti Tesla yang mulai memproduksi mobil dengan teknologi bahan bakar listrik. Hal-hal seperti ini tentu saja bernilai positif, online shopping dan online bank membuat jual beli antar kota bahkan antar negara menjadi terwujud. Mobil keluaran merek Tesla yang juga membantu memelihara lingkungan dengan menggunakan bahan bakar listrik yang ramah begitu, pernahkah kalian berpikir, apa sajakah dampak dan harga yang harus dibayarkan untuk semua teknologi tersebut? Tentu saja kita semua tahu, bahwa suatu hal yang berteknologi tinggi akan menggunakan bahan yang berkualitas, serta alat yang memiliki teknologi yang tinggi juga. Pihak yang menentang globalisasi di bidang teknologi selalu mengeluh mengenai berkurangnya lapangan pekerjaan mereka yang tergantikan oleh teknologi jalan layang saja yang tadinya dijaga oleh beberapa pegawai pada setiap tempat pembayaran tiket, sekarang sudah mulai tergantikan oleh adanya e-money, serta beberapa dampak globalisasi teknologi terhadap lingkungan yang cukup buruk karena menimbulkan polusi. Memang terdapat teknologi yang bertujuan untuk mengurangi polusi seperti mobil listrik dan panel surya, tapi bukankah cukup banyak juga teknologi yang berdampak buruk untuk polusi di negeri pandangan penulis sendiri, globalisasi teknologi itu hal yang baik jika disikapi dengan benar. Kita semua tahu bahwa pada era teknologi ini semua hal yang kita kerjakan sebagian besar sudah berpindah ke dalam dunia digital. Dunia dimana pekerjaan fisik sudah sangat banyak berkurang. Apa artinya? Hal ini berarti pengetahuan kita yang sebelumnya harus diperluas lagi. Berkembangnya teknologi bukan hanya mengubah berbagai pekerjaan dan peralatan, namun harus mengubah pendidikan kita menjadi semakin lebih maju. Banyak sekali orang yang berpikir bahwa hilangnya pekerjaan secara fisik menandakan kehilangan segalanya, yakni pekerjaan yang mereka biasa lakukan. Inilah yang sebenarnya perlu kita sikapi dengan tetapi, bidang pekerjaan dan juga perkembangannya di dunia digital itu hanya akan dilakukan oleh orang yang sudah bekerja, sednagkan kita yang masih duduk di bangku sekolah baik perkuliahan maupun SMA, SMP atau SD masih bingung, apa kontribusi yang bisa kita berikan. Kuncinya adalah belajar. Dunia digital bukanlah suatu teknologi yang mudah atau sederhana bagi orang awam, tapi dengan mempelajarinya kita menjadi terbiasa. Apalagi di masa seperti saat pandemi COVID-19 ini dimana hampir semua orang dengan berbagai aktivitasnya dipaksa untuk mempelajari dunia digital. Sesuatu yang sulit jika dibiasakan oleh kita maka akan menjadi suatu hal biasa yang bahkan kita bisa jadi mahir dalam bidang tersebut. Sebagai generasi muda yang masih menimba ilmu, kita harus memperluas dan mempersiapkan diri kita juga harus tahu apa yang kita harus pelajari, contohnya dunia digital dan lainnya. Selain mempelajarinya kita juga haru berlatih untuk mengembangkannya dengan melatih diri kita berpikir secara kreatif dan juga out of the box. Dalam hal ini kita semua akan menjadi masa depan negara Indonesia ini, sekarang ini kita menjadi dasar negara yang harus kokoh nantinya untuk negara kita. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Rasa nasionalisme sangat penting bagi para generasi muda untuk menciptakan bangsa yang aman, dan damai, ditengah-tengah arus globalisasi yang semakin hari semakin bertentangan dengan budaya asli Indonesia. Nasionalisme menjadi syarat mutlak bagi setiap insan dalam bernegara. Rasa nasionalisme umumnya timbul karna adanya rasa senasib. Indonesia sendiri dengan sejarah penjajahan yang cukup kelam, membuat rasa nasionalisme itu tumbuh dengan sendirinya dalam muda yang saat ini, hidup di era yang baru, era globalisasi, dimana kehidupan nya jauh berbeda dengan generasi muda di masa lalu. Era globalisasi, era tanpa adanya penjajahan, serta terfasilitasi teknologi yang canggih, membuat kita terkadang melupakan perjuangan para generasi lampau, semestinya kita hargai perjuangan mereka dengan tetap melestarikan rasa dan jiwa nasionalisme yang tinggi, serta sadar akan budaya dan identitas Globalisasi Era globalisasi dimulai sejak awal tahun 1980-an , era yang telah banyak merubah berbagai aspek kehidupan manusia, baik dari segi politik, sosial, ekonomi, agama, dan tekonologi. Teknologi Informasi berkembang pesat, dimana pengguna internet di Indonesia saat ini berjumlah 132,7 juta atau 52% dari jumlah penduduk Indonesia. Adanya teknologi yang dapat menyajikan informasi hanya dalam hitungan detik, tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja, hal ini seringkali mengundang tindakan negatif dan menyimpang. Menyaring info dan berita yang beredar di internet, merupakan hal wajib yang harus dilakukan mengingat keadaan ini sering kali dimanfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab dalam penyebaran hoax yang dapat memicu perpecahan bangsa. Gambaran Generasi Muda Saat IniPengaruh globalisasi yang begitu kuat, khususnya terhadap anak muda, membuat banyak generasi muda kita ini kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan gejala –gejala yang muncul dikehidupan sehari- hari nya. Dilihat dari sikap dan tingkah lakunya banyak anak muda yang tidak mengenal sopan santun dan cenderung bersifat apatis tidak peduli dengan lingkungan sekitar, hal ini disebabkan ketika mereka sudah terjebak oleh dunia nya yang menganut pada nilai kebebasan dan keterbukaan, membuat banyak anak muda yang suka betindak sesuka hati mereka dan menganggap bahwa melanggar aturan merupakan tindakan yang lazim. Salah satu contoh yang dapat kita lihat tentang tindakan menyimpang ini, seperti adanya geng motor atau begal motor yang dilakukan anak muda, di Padang, Sumatera Barat. Tindakan ini disertai dengan tindak kekerasan yang jelas mengganggu ketentraman lingkungan dan kenyamanan masyarakat Pendidikan Karakter Pendidikan karakter menjadi kunci utama untuk menumbuhkan kembali rasa nasionalisme pada para generasi muda di era globalisasi ini. Tujuan utama dari pendidikan karakter ini adalah untuk melatih kemampuan diri mereka untuk mengerti dan memahami jati diri mereka masing-masing. Karna ketika jati diri sudah dimiliki, maka rasa nasionalisme akan dengan sendirinya tumbuh dalam diri mereka, sehingga dampak era globalisasi ini tak lagi mampu mempengaruhi pola pikir para generasi muda yang lebih berorientasi kepada pembentukan karakter sudah semestinya mendapatkan perhatian lebih dari instansi pemerintan yang berfokus kepada pendidikan di Indonesia. Kita setuju bahwa bangsa ini membutuhkan generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme tinggi, dan hal ini hanya bisa dicapai dengan kualitas pendidikan karakter yang baik. Dari usaha pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter ini, diharapkan tidak akan ada lagi generasi yang apatis untuk peduli terhadap lingkungan, dan memiliki rasa cinta pada tanah air Indonesia dasarnya memang tidak ada yang salah dengan era ini, hanya saja sering kali generasi muda tergiur dengan berbagai kegemerlapan era globalisasi. Generasi muda Indonesia seperti sedang berada di zona nyaman namun nyatanya bisa kapan saja menikam. Hal ini dikarenakan ada begitu banyak kenyamanan yang ditawarkan di era ini. Maka apabila kita sebagai generasi muda tidak kritis, bisa saja pengaruh negatif dunia luar mempengaruhi pola piker kita, sehingga berdampak pada hilangnya rasa cinta dan jiwa nasionalisme. Hal inilah yang harus dihindari oleh para generasi muda di era globalisasi. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
The commemoration of National Awakening Day in the midst of the Covid-19 Pandemic has a special meaning for Indonesian young people. Youth groups become seriously affected objects because of the global Pandem outbreak. They are affected in the economic, health, education and socio-cultural aspects. As the successors to the nation's patriotism, young people must be the pioneers in a joint effort in fighting the crisis because of the impact of Covid-19. Indonesia, as one of the affected countries, has great power, young people as energy pioneers in the struggle against the pandemic. The Ethics of National Awakening by youth, is the right momentum to assist the government in developing a measured and systematic strategy, making Indonesian youth and all elements of the Nation survive and immediately emerge from the impact of the global pandemic. Abstrak Peringatan hari Kebangkitan Nasional di tengah Pandemi Covid-19 mempunyai makna khusus pada diri pemuda Indonesia. Kelompok pemuda menjadi objek yang terdampak serius karena wabah Pandem global. Mereka terdampak pada aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan hingga sosial budaya. Sebagai penerus patriotisme bangsa, para pemuda harus menjadi pelopor dalam usaha bersama dalam upaya melawan krisis karena dampak Covid-19. Indonesia, sebagai salah satu negara terdampak, memiliki kekuatan besar kaum muda sebagai energi pelopor pergerakan dalam melawan pandemi. Etos Kebangkitan Nasional oleh pemuda, merupakan momentum yang tepat untuk membantu pemerintah dalam menyusun strategi yang terukur dan sistematis, sehingga pemu-da Indonesia serta seluruh elemen Bangsa dapat survive dan segera keluar dari dampak pandemi global. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free - 179 - Kebangkitan Nasional; Pemuda Melawan Pandemi Global Roma Doni Azmi Pengajar pada Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Batusangkar Rizqon Halal Syah Aji Pengajar pada Jurusan Ilmu Ekonomi UIN Jakarta ISSN 2338 4638 Volume 4 Nomor 1 2020 Abstract The commemoration of National Awakening Day in the midst of the Covid-19 Pandemic has a special meaning for Indonesian young people. Youth groups become seriously affected objects because of the global Pandem outbreak. They are affected in the economic, health, education and socio-cultural aspects. As the successors to the nation's patriotism, young people must be the pioneers in a joint effort in fighting the crisis because of the impact of Covid-19. Indonesia, as one of the affected countries, has great power, young people as energy pio-neers in the struggle against the pandemic. The Ethics of National Awakening by youth, is the right momentum to assist the government in developing a measured and systematic strategy, making Indonesian youth and all ele-ments of the Nation survive and immediately emerge from the impact of the global pandemic. Keywords National Revival, Global Pandemic, Youth, Economic Change, Indonesia Abstrak Peringatan hari Kebangkitan Nasional di tengah Pandemi Covid-19 mempunyai makna khusus pada diri pemuda Indonesia. Kelompok pemuda menjadi objek yang terdampak serius karena wabah Pandem global. Mereka terdampak pada aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan hingga sosial budaya. Sebagai penerus patriotisme bangsa, para pemuda harus menjadi pelopor dalam usaha bersama dalam upaya melawan krisis karena dampak Covid-19. Indonesia, sebagai salah satu negara terdampak, memiliki kekuatan besar kaum muda sebagai energi pelopor pergerakan dalam melawan pandemi. Etos Kebangkitan Nasional oleh pemuda, merupakan momentum yang tepat untuk membantu pemerintah dalam menyusun strategi yang terukur dan sistematis, sehingga pemu-da Indonesia serta seluruh elemen Bangsa dapat survive dan segera keluar dari dampak pandemi global. Kata Kunci Kebangkitan Nasional, Pandemi Global, Pemuda, Dampak Ekonomi, Indonesia - 180 - Adalah Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 2020 Prolog Ada yang lebih heroik pada peringatan hari kebangkitan nasional kali ini. Di tengah keprihatinan bersama karena wabah pandemi Covid-19, kita dituntut untuk kembali menggelorakan semangat kebangkitan nasional yang dimiliki bangsa Indonesia. Kita harus melawan lupa dan kemudian mengokohkan lagi semangat patriotisme dalam upaya melawan pandemi global yang menyerang hampir semua negara di dunia. 112 tahun yang lalu, tepatnya 20 Mei 1908, pemuda Indonesia yang didominasi mahasiswa STOVIA melakukan perkumpulan dan mendirikan sebuah pergerakan yang bernama Budi Utomo. Gerakan ini dipimpin oleh mahasiswa kedokteran yang berintelektual dan sekaligus pemikir di zamannya, seperti Dr. Sutomo, Dr. Gunawan, serta Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Namun demikian, meskipun dipelopori oleh para intelektual muda, namun gerakan ini sudah diawali oleh beberapa gerakan sporadis kaum buruh dengan tujuan dan cita-cita yang sama akan lahirnya sebuah bangsa besar yang bernama Indonesia. Dengan didasari semangat persatuan dan kebangkitan inilah pemuda Indonesia bangkit dari masa-masa kegelapan zaman. Tahun ini, pada momentum peringatan kebangkitan nasional, Indonesia justru dirundung duka dengan adanya penularan wabah global bernama Covid-19. Momentum kebangkitan nasional seharusnya bisa menjadi ghirah bangkitnya semangat pemuda Indonesia agar mereka tidak dalam “keterkungkungan” derita sehingga mereka masuk dalam kelompok yang rentan terhadap dampak pandemi Covid-19. Pemuda Indonesia hari ini harus kembali melahirkan semangat dalam mempelopori persatuan dan kesatuan Indonesia, terutama dalam “memerangi” pandemi global agar Indonesia mampu surviv e dan bangkit dari keterpurukan. Kondisi Pemuda Atas Pandemi Global Istilah pemuda jika merujuk pada World He alth Organizatio n - 181 - WHO dikenal sebagai “young people” yakni individu manusia yang berusia 10-24 sesuai dengan kriteria dari International Youth Year tahun 1985. Sebelum terjadi wabah Pandemi Covid-19, ternyata kaum muda dunia mayoritas dalam kondisi menganggur. Disebutkan oleh International Labour Organization ILO, 2020, pekerja muda cenderung tidak memiliki pekerjaan dibandingkan dengan penduduk kelompok umur lain. Bahkan ILO 2018, mencatat terdapat 77 persen anak muda bekerja di sektor informal secara global. Namun yang lebih menghawatirkan yaitu kelompok umur yang dipekerjakan pada sektor informal adalah perempuan muda di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kondisi ini banyak terjadi di negara-negara berkembang, meskipun untuk kasus di Indonesia, kelompok pekerja di sektor informal tidak hanya ramai dari kalangan perempuan, akan tetapi cukup berimbang dengan pekerja yang laki-laki. Ditilik dari kondisi Indonesia, dampak pandemi sangat besar bagi kelompok muda Indonesia. Kondisi ini tak terelakan lagi dan kelompok muda Indonesia menjadi golongan rentan secara ekonomi dan sosial akibat dampak domino yang dihasilkan. Pemerintah Indonesia pun telah memberikan w arning, tentang dampak global yang akan menghunjam perekonomian serta mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Pada sco p e ini, upaya pemerintah mengambil tindakan PSBB Pembatasan Sosial Berskala Besar, menjadi kerentanan sendiri bagi kondisi ekonomi dan sosial. Hal ini dikarenakan, karakteristik pengembangan kota-kota di Indonesia dipengaruhi oleh faktor migrasi. Mayoritas kelompok migran adalah usia muda yang Adalah Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 2020 - 182 - bertujuan untuk bekerja ataupun melanjutkan studi. Hal ini sesuai dengan pandangan Prijono Tjiptoherijanto 1999 yang menyatakan urbanization economies adalah faktor yang menjadi pendorong suatu kegiatan usaha yang berlokasi di kota-kota besar sebagai konsentrasi penduduk dan prasarana urban, baik dari sebagai potensi konsumen maupun sebagai sumber tenaga kerja. Selain faktor ekonomi, secara global dampak pandemi yang juga tidak kalah penting adalah dampak terhadap pendidikan. Seluruh siswa di dunia mengalami gangguan belajar, yang hingga sekarang sulit diprediksi kapan berakhirnya. Gangguan proses belajar ini mayoritas dialami oleh kaum muda dan tentunya akan berdampak negatif pada hasil pembelajaran, perkembangan mental dan kualitas lulusan. Untuk kondisi negara-negara berkembang seperti Indonesia, penutupan sekolah langsung berdampak pada siswa dengan ekonomi lemah, terutama di daerah terpencil yang terbatas akses internet. Kondisi ini makin diperburuk dengan ketidaksiapan SDM pengelola lembaga pendidikan. Inilah beberapa dampak domino pandemi global yang saat sekarang ini menjadi momok menakutkan tidak hanya bagi siswa, kaum muda, namun hampir semua masyarakat Indonesia. Pemuda Indonesia Melawan Penutupan Sekolah Selama Covid-19 Wabah pandemi global berhasil “menghentikan” dunia pendidikan secara global. Menurut data UNESCO 2020, ada 191 negara melakukan tindakan menutup sekolah. Akibat tindakan itu ada sekitar 91 persen siswa terdaftar atau miliar pelajar tidak dapat sekolah. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB menenggarai bahwa sektor pendidikan yang paling terdampak karena pandemi global akibat tempo penyebaran yang cepat dengan skala yang luas. PBB berupaya maksimal dalam menangani dampak pandemi ini khususnya untuk anak-anak, remaja serta kaum muda yang kurang beruntung secara ekonomi sehingga dampak yang mereka rasakan Adalah Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 2020 - 183 - lebih parah. Indonesia terus berbenah dalam mengatasi problematika pendidikan karena dampak pandemi ini. Kebijakan pendidikan dengan menerapkan pembelajaran dalam jaringan daring, memaksa tenaga pengajar sekaligus para pelajar menjalankan proses pembelajaran melalui kontak tak langsung. Kebijakan yang cukup bagus dan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, meskipun pemerintah Indonesia lupa, di beberapa daerah tertentu mereka tidak terjangkau jaringan internet. Sebagai pemuda yang hidup di zaman millineal, tentu akan lebih positif ketika mempunyai ghirah yang sama dengan para pelopor kebangkitan nasional. Penyaluran semangat itu tentu berbeda dengan para pemuda pada masa pra kemerdekaan. Pandangan mengenai pendidikan yang dijiwai e o rt pemuda dalam “menelanjangi” teknologi, tentu diharapkan melahirkan gaya baru dalam me-resolusi berbagai persoalan bangsa. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan mengambil etos pelopor kebangkitan nasional, bukan hanya sebatas mengikuti perkembangan teknologi daring maupun kecerdasan buatan di zaman revolusi industry Hal yang terpenting adalah menanamkan eort dengan pembelajaran otodidak baik itu menggunakan jaringan internet ataupun tidak . Konsep otodidak merupakan solusi terbaik saat ini, dan konsep ini mewarisi semangat gerakan kepemudaan di masa lampau. Pemuda Indonesia mesti melatih diri agar tidak tergantung pada pembelajaran jarak jauh, melainkan belajar “membunuh” rasa malas dengan meningkatkan Adalah Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 2020 - 184 - Adalah Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 2020 kreatitas dan berkir kritis. Pemuda Indonesia dan Upaya Keluar dari Kerentanan Kesejahteraan Sosial Sebelum dilanda wabah pandemi Covid-19, pada hakikatnya Indonesia termasuk negara yang rentan akan kemiskinan. Menurut laporan BPS pada Maret 2019, tercatat 9,41 persen angka kemiskinan di Indonesia. Salah satu faktornya disebabkan oleh persoalan upah. Hal ini sesuai dengan catatan Bappenas RI tahun 2019, bahwa pekerja pada sektor informal adalalah 57,27%, lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja pada sektor formal sebesar 42,73%. Kondisi ini diperparah dengan dampak pandemi Covid-19 yang meluluhlantahkan hamper semua sektor ekonomi. Prediksi pemerintah, jumlah pengangguran akibat dampak Covid-19 bisa mencapai juta orang. Jika diperhatikan, di luar kondisi wabah Covid-19, Indonesia kesulitan dalam mengatasi problem kemiskinan, apalagi setelah “dihantam” wabah, sehingga jelas pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi yang kuat. Jelas, peningkatan kemiskinan karena pengangguran akibat Covid-19 diperkirakan akan lebih dahsyat dibandingkan kenaikan tingkat pengangguran setelah krisis keuangan global 2009. Tak pelak, jika melihat pengalaman tahun 2009, tanpa adanya intervensi kebijakan yang ditargetkan, maka jelas kemungkinannya bahwa kaum muda akan lagi terkena dampak kemiskinan akibat resesi global. Hal ini akan meningkatkan proporsi jumlah orang muda menganggur dibandingkan dengan orang dewasa dikarenakan penyerapan pekerjaan yang lebih lambat terhadap kaum muda selama pemulihan akibat wabah Covid-19. Terlepas dari itu, terdapat suatu peluang serta kesempatan yang bagus bagi kaum muda dalam menyikapi hal ini. Terlahir sebagai kaum millennial, generasi muda sekarang ini hidup dalam perkembangan ekonomi, sosial serta budaya berbasis big data dan - 185 - Adalah Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 2020 dalam jaringan. Kaum muda Indonesia tentu tidak mau ketinggalan dalam menggunakan teknologi, terlebih di era revolusi digital ini Revolution. Hal ini juga sesungguhnya sudah diingatkan oleh David Romer 1990, menurut teori pertumbuhan baru penduduk diharapkan mengusai perangkat teknologi, agar membantu bertinteraksi dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Tinggal bagaimana menanamkan kesadaran atas ketahanan ekonomi keluarga pada kaum muda. Upaya ini memerlukan usaha yang kuat dan berkelanjutan agar kaum muda dapat membangun kesadaran berketrampilan dan inovatif mengingat ancaman terhadap mata pencaharian saat sekaarang ini. Kesadaran kolektif pemuda Indonesia perlu ditumbuhkan dengan cepat untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan pada lingkup kelompok umur produktif. Semangat ini mesti diilhami dari semangat kebangkitan nasional. Dimana kala itu sebagian besar pemuda Indonesia dalam keadaan kurang beruntung secara ekonomi, namun mereka memiliki etos ingin memperbaiki nasib, mempunyai identitas kewarganegaraan serta hidup merdeka dalam suatu negara yang bernama Indonesia. Oleh karena itu dengan semangat yang sama, dalam upaya melawan dampak Covid-19, pemuda Indonesia harus menghadapi ancaman terhadap hilangnya mata pencaharian mereka. Langkah cepat dan terukur harus diambil oleh pemuda Indonesia dalam mengurangi dampak keuangan terhadap rumah tangga yang bersifat komprehensif serta untuk menjembatani kesenjangan yang diakibatkan oleh hilangnya pendapatan. Upaya kreativitas yang inovatif harus dilakukan oleh Menurut David Romer 1990, teori pertum-buhan baru penduduk di-harapkan mengusai perangkat teknologi, agar membantu ber-tinteraksi dalam menciptakan pertum-buhan ekonomi. - 186 - Adalah Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 2020 pemuda Indonesia sebagai salah satu solusi untuk pemulihan ekonomi mereka, setidaknya dalam rangka menghadapi pandemi hari ini. Epilog Pandemi Covid-19 berdampak cukup parah pada sektor ekonomi dan sosial pemuda yang ada di seluruh dunia. Pemuda tergolong pada kelompok yang sangat rentan akibat gangguan pandemi ini. Selain kehilangan pekerjaan, peluang ekonomi, kesehatan dan pendidikan merupakan beberapa faktor yang jelas terdampak pada fase penting kehidupan mereka. Apalagi dengan fakta orang muda yang lebih cenderung menganggur atau dalam konteks di Indonesia cenderung menjadi pekerja outsourching, membuat mereka rentan terhadap pengaturan kerja bahkan hingga PHK Pemutusan Hubungan Kerja. Kondisi inilah yang membuat mayoritas pekerja muda tidak memiliki perlindungan sosial yang layak atau tidak memadai. Pada saat yang bersamaan, orang-orang muda sebenarnya mampu merespons atas kondisi krisis yang mereka hadapi. Melalui berbagai macam gerakan, diantaranya tuntutan terhadap perlindungan kesehatan masyarakat, perbaikan birokrasi pelayanan publik, kesukarelaan, dan berbagai macam kreativitas inovasi. Semangat inilah yang secara harak ah movement semestinya mengambil inspirasi dari gerakan kebangkitan Nasional. Kaum muda Indonesia tentu diharapkan mengambil suatu kunci harak ah yang berbeda dengan pemuda lain di dunia. Keunggulan pemuda Indonesia dengan jumlah yang cukup besar, melebihi rata-rata jumlah pemuda yang ada di negara lain di dunia. Pemuda Indonesia diharapkan mampu membuktikan eort dan etos di tengah pandemi ini, dengan tetap sebagai kontributor utama dari bonus demogra Indonesia. Diharapkan pemulihan inklusif dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan SDG’s selama periode aksi dalam melawan pandemi Covid-19 ini terus terjaga. Pemuda Indonesia diharapkan untuk terus berpacu dalam - 187 - Adalah Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 2020 merespons pemulihan ekonomi dan kesejahteraan dalam melindungi hak-hak asasi manusia bagi keberlangsungan kemajuan semua anak muda Indonesia. Sekarang saat paling tepat bagi pemuda Indonesia untuk melakukan perjuangan dalam melindungi negara tercinta dan sebagai relawan yang kuat dalam memutus mata rantai pandemi Covid-19. **. Referensi Aji, RHS & M. Azis. Nilai Ramadhan dan Pendidikan Kaum Tertindas Mustadh’an Tinjauan Atas Ekonomi Islam. Buletin Adalah Vol 4 No 2 2020. hlm 1-8 Aji, RHS. Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia Sekiolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Salam Vol 7 Kaum Muda Indonesia yang kelak akan meneruskan bangsa ini, Bersemangatlah! Bergeraklah sesuai ajaran pelopor kebangkitan Nasion-al. Pandemi COVID-19 harus dilawan!! Perjalanan masih panjang. Jadikan ini sebagai jembatan menuju kesuksesan bersama. - 188 - Adalah; Buletin Hukum dan Keadilan merupakan berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Studi Konstitusi dan Legislasi Nasional POSKO-LEGNAS, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penasehat Prof. Dr. H. Abdul Ghani Abdullah, SH., Prof. Dr. H. A Salman Maggalatung, SH., MH. Tim Redaktur Indra Rahmatullah, Mara Sutan Rambe, Muhammad Ishar Helmi, Erwin Hikmatiar, Fathuddin, Nurrohimyunus. Penyunting Latipah Nasution, Siti Nurhalimah, Siti Romlah. Setting & Layout Imas Novita Juaningsih, Rezky Panji Perdana Martua Hasibuan, Azizah Ratu Buana. Adalah Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 2020 No 5 2020 Buana, Dana Riksa, "Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona Covid-19 dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa," Salam Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, Volume 7, No. 3 2020. ILO. Global Employment Trend for Youth. 2020 ILO. Women and Men in The Informal Economy A Statistical Picture. 2018 N, Titik & Aji, RHS. Emansipasi Melawan Pandemi Global. Buletin Adalah Vol 4 No 1 2020. hlm 81-92 Tjiptoherijanto, Prijono. Urbanisasi dan Pengembangan Kota di Indonesia. Jurnal Populasi Vol 10 No 2 1999 Ubaidillah, M & Aji, RHS. Aglomerasi dalam Permenhub Tentang Larangan Mudik dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Buletin Adalah Vol 4 No 4 2020. hlm 151-158 Yunus, Rezki, Annissa. "Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19," Salam Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, Volume 7, No. 3 2020. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this is a worrying year for all countries, including Indonesia. This is due to the emergence of the Corona virus outbreak, which originated in Wuhan City of China, and spread throughout the world. Initially the government did not follow the method used by several other countries related to information provided about the corona covid-19 virus, namely by conducting a quick reaction of prevention socialization. The reason is so that the Indonesian people are not worried about issues that are worrying, other than to minimize the existence of Hoax news from a handful of irresponsible people. Finally the covid-19 outbreak also became a concern for the community, because many Indonesians were affected by the transmission of this virus. Therefore, the government took the initiative to take a lockdown policy for 14 days to anticipate the transmission of this corona outbreak. The study uses qualitative research methods with a literary and empirical approach. The data obtained comes from several regulations, such as the Governor of DKI Jakarta and several other regulations and policies, as well as phenomena that occur in the field. The results of the study stated that Indonesia had experienced a condition where the community's concern about Covid-19 was quite large, so that a government policy to lockdown was needed, as an effort to break the chain of the spread of the Corona Covid-19 Corona Virus, Lock Down, Government Policy AbstrakTahun 2020 merupakan tahun yang mengkhawatirkan seluruh negara, tanpa terkecuali negara Indonesia. Hal itu disebabkan munculkan wabah virus Corona, yang bermula dari Kota Wuhan China, dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Awalnya pemerintah tidak mengikuti cara yang digunakan oleh beberapa negara lainnya terkait informasi yang diberikan mengenai virus corona covid-19, yaitu dengan melakukan reaksi cepat sosialisasi pencegahan. Penyebabnya, agar masyarakat Indonesia tidak khawatir dengan isu yang mengkhawatirkan, selain untuk meminimalisir adanya berita Hoax dari segelintir orang yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya wabah covid-19 ini juga menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi masyarakat, karena banyak warga Indonesia yang terkena dampak penularan virus ini. Oleh karenanya, pemerintah berinisiatif untuk mengambil kebijakan lockdown selama 14 hari guna mengantisipasi penularan wabah corona ini. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan literatur dan empiris. Data yang didapat berasal dari beberapa Peraturan, seperti Peraturan Gubernur DKI Jakarta dan beberapa peraturan dan kebijakan lainnya, serta fenomena yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa Indonesia sudah mengalami kondisi dimana kekhawatiran masyarakat terhadap covid-19 cukup besar, sehingga diperlukan kebijakan pemerintah untuk melakukan Lockdown, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona Covid-19Kata kunci Virus Corona, Lock Down, Kebijakan Pemerintah Dana Riksa BuanaBeginning in 2020, humanity throughout the world was shaken by the Corona Virus pandemic Covid-19 which caused panic everywhere. Thousands of people were infected and thousands more died. For in Indonesia, the government has given appeals to the community in overcoming this epidemic to be effective and efficient. But in reality, there are still many Indonesian people who do not heed this appeal. Therefore, this study aims to analyze why some people bring up these behaviors, and how to overcome them. The research method used by this research is the study of literature with a descriptive analysis approach. The results show that the behavior displayed by people who do not comply with government appeals is based on cognitive biases. In addition to analyzing the behavior of Indonesian people and how to handle it, this article also presents tips for maintaining mental well-being in a positive psychological Pandemic; Covid-19; Cognitive Bias; Mental Welfare AbstrakAwal tahun 2020 ini umat manusia di seluruh dunia digoncang dengan pandemi Virus Corona Covid-19 yang membuat kepanikan dimana-mana. Ratusan ribu manusia terinfeksi dan ribuan lainnya meninggal dunia. Untuk di Indonesia sendiri pemerintah telah memberikan himbauan-himbauan kepada masyarakat dalam mengatasi wabah ini agar berjalan efektif dan efisien. Tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengindahkan himbauan ini. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa mengapa sebagian masyarakat memunculkan perilaku tersebut, dan bagaimana cara mengatasinya. Metode penelitian yang digunakan oleh penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif analisis. Hasil menunjukan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh orang yang tidak mematuhi himbauan pemerintah didasari oleh bias kognitif. Selain menganalisa perilaku masyarakat Indonesia dan cara menanganinya, maka artikel ini juga memaparkan kiat-kiat menjaga kesejahteraan jiwa dalam pendekatan psikologi Kunci Pandemi; Covid-19; Bias Kognitif; Kesejahteraan JiwaPrijono TjiptoherijanteUrbanization is not simply the phenomenon of a population problem, but is also a political, social, cultural, and economic phenomena. Study of urbanization patterns is important due to abundance reports which point out that rapid expansion of the population growth rate, living in big cities has increased enormously. The problems associated with exaggerated growth may create a primary city, that in its excessive process will have negative and disadvantage impacts for the development and the well-being of such a omnipresent growth of slums, the underprivileged areas in the center and the outskirts of a city has provided a robust evidence that the proper plans at the heart of this, is paramount importance to the city development with regard to its inhabitants. Effective solutions to urbanization problems and to establish a relevant city development are to utilize effeciency in people empowerment as well as the equitable distribution of the public welfare, not just cosmetic and artificiality of the city development Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia Sekiolah, Keterampilan, dan Proses PembelajaranRhs AjiAji, RHS. Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia Sekiolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Salam Vol 7Global Employment Trend for YouthIloILO. Global Employment Trend for Youth. 2020N AjiN, Titik & Aji, RHS. Emansipasi Melawan Pandemi Global. Buletin 'Adalah Vol 4 No 1 2020. hlm 81-92Aglomerasi dalam Permenhub Tentang Larangan Mudik dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan EkonomiM UbaidillahRhs AjiUbaidillah, M & Aji, RHS. Aglomerasi dalam Permenhub Tentang Larangan Mudik dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Buletin 'Adalah Vol 4 No 4 2020. hlm 151-158
Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Semua Soal SMA PPKn Acak ★ Ujian Semester 2 UAS / UKK Pendidikan Kewarganegaraan PKn SMA Kelas 12Globalisasi, ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum…. a. neoimprealisme b. neokapitalisme c. liberalisme d. neoliberalisme e. kapitalisme Pilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya PPKn SMA Kelas 10Lembaga Negara yang memiliki kekuasaan Yudikatif yaitu…A. Mahkamah AgungB. PresidenC. Dewan Perwakilan RakyatD. Badan Pemeriksa Keuangan Materi Latihan Soal LainnyaUjian Semester Bahasa Inggris SMP Kelas 9PPKn Tema 4 SD Kelas 6Pre Test Matematika SMA Kelas 11PAS Matematika Semester 1 Ganjil SMP Kelas 9Matematika Tema 5 SD Kelas 2IPS Bab 4 SMP Kelas 9IPS Tema 6 dan 7 SD Kelas 5Pemanfaatan dan Bentuk Energi - IPA SD Kelas 4Bahasa Indonesia Tema 5 SD Kelas 2Pengantar Ilmu SejarahCara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang Jika halaman ini selalu menampilkan soal yang sama secara beruntun, maka pastikan kamu mengoreksi soal terlebih dahulu dengan menekan tombol "Koreksi" diatas. Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia.
globalisasi ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum